Sejak
tahun 1959, setiap tanggal 2 Mei selalu diperingati sebagai hari pendidikan
nasional (hardiknas). Tanggal 2 Mei adalah hari lahir Raden Mas Soewardi
Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Jasa Ki
Hajar Dewantara di bidang pendidikan amatlah besar. Sekolah Taman Siswa yang
didirikannya pada tahun 3 Juli 1922, memjadikan pribumi memiliki hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan.
Lantas
bagaimanakan kondisi pendidikan bangsa Indonesia saat ini? Apakah pendidikan di
Indonesia sudah mampu mencetak manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan
yang maha esa, merdeka lahir batih, luhur budi pekertinya serta cerdas dan
dibekali ketrampilan, sebagiman yang menjadi tujuan berdirinya Taman Siswa?
Perayaan
hardiknas layaknya tak sekadar seremonial belaka. Hardiknas selayaknya
dijadikan momentum untuk muhasabah tentang sistem pendidikan saat ini. Bagaimana
pendidikan menghasilkan generasi yang mampu memebangun bangsanya secara
merdeka.
Nampaknya
masih jauh panggang dari api. Jangankan mengenal gagasan Ki Hajar Dewantara, banyak
generasi sekarang malah tak tau siapa itu Ki hajar Dewantara. Sebagaimana penelitian
dari Ki Tato Darmanto, Ketua Pengurus Pusat Keluarga Besar Taman Siswa, Dari
100 responden siswa SMA/SMK, hanya 40% yang mengetahui tentang Ki Hajar
Dewantara. Dari 40% yang mengaku tahu itu, hanya 10% yang tahu pemikirannya. (Kompas,
2 Mei 2016, halaman 1)".
Menurut
pengalaman saya sebagai guru sejarah di sebuah bimbingan belajar , mereka
bahkan tidak tau jika Soewardi Suryaningrat dan Ki Hajar Dewantara adalah orang
yang sama. Ini saya alami sendidri, ketika membahas soal tentang siapa pendiri
Taman Siswa. Mereka salah menjawab karena di pilihan jawaban tidak ada nama Ki
Hajar Dewantara, yang ada nama Soewardi Suryaningrat. Lalu bagaimana bisa
meneladani gagasan-gagasan Ki Hajar Dewantara, jika sosoknya saja tidak
dikenal.
Sebagai
seorang pendidik, apalagi mata pelajaran sejarah saya merasa gagal. Meskipun memang
bukan kapasitas saya menerangkan secara mendetil tentang sosok Ki Hajar
Dewantara. Maklum sebagai guru les, kami berfokus pada bimbingan penyelesaian
soal-soal. Sebab kami berkeyakinan bahwa mereka sudah mendapat pengetahuan
sebelumnya dari guru di sekolah. Mirisnya generasi sekarang lebih mengenal Song
Joong Ki, Lee Min Hoo atau Kim Soo Hyun. Maka sebelum jauh terlamat, mari
bersama-sama mengenal para pahlawan kita. Bukankah bangsa yang besar adalah
bangsa yang menghargai pahlawannya. Menghargai para pahlawan bisa kita mulai
dengan memepelajari biografinya, mencoba mengenal gagsan-gagasan yang dimiliki
juga peran-peran yang telah dilakukan. Tak kenal maka kenalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar