Sidoarjo, 1
Januari 2017
ZIARAH KUBUR
Alhamdulillah,
kemarin mentari pertama di tahun 2017.
Suka cita perayaan akhir tahun masih terasa di pagi hari,, keriuhan semalam
saat pergantian tahun. Saya melewatkan malam tahun baru diatas tempat tidur
saja,, keruntelan berempat. Bersama
suami dan dua puteri cantik kami : Dissa Zahra Firdausi (3 tahun 9 bulan) dan
Aluna Zahra Firdausi ( 10 bulan). Kami berempat tidur masih sore,, ba’da isya
sekitar jam 8 malam. Maklum siangnya sudah
capek bermain di Play Land.
Dan juga untuk menyiapkan tenaga, karena pagi pertama di 2017 saya dan suami
berencana pergi ke Malang.
Bila
kebanyakan orang menghabiskan tahun baru dengan pergi berwisata, saya dan
keluarga sejak delapan tahun yang lalu punya ritual khusus bila terjadi pergantian
tahun. Sejak 1 Januari 2009, malam pergantian tahun baru di keluarga kami
menjadi berbeda. Sebelumnya keluarga kami seperti keluarga kebanyakan. Penuh
suka cita menyambut dayangnya tahun yang baru. Berkumpul bersama walau sekedar
untuk membakar ikan dan jagung. Penuh canda dan gelak tawa. Namun, sejak 1
januari 2009 tradisi itu telah ditinggalkan. Kenapa? Karena tepat di mentari
pertama 2009, papa kembali ke pangkuan Ilahi. Papa berpulang setelah
berbulan-bulan berjuang melawan penyakit paru-paru yang di deritanya. Mentari
pertama di 2009 mengiringi hembusan terakhir nafas papa.
Sejak
itu, setiap malam pergantian tahun kami lalui dengan sunyi. Mama, saya dan
ketiga adik saya sunyi mengenang kepergian papa. Hanya doa dalam hati yang kami
panjatkan, masing-masing dari kami mengenangnya secara sunyi. Kami merasa lebih
khusyu berdoa dalam sunyi. Tahun kedua setelah kepergian papa, kami punya
tradisi baru. Bila di yahun pertama kepergiannya kami lewati dengan doa dalam
kensunyian ,maka di tahun kedua kami selalu sempatkan berziarah bersama ke
makam papa. Papa di makamkan di Malang, bersama kedua orangtuanya. Maka setiap
berziarah kami harus menempuh perjalanan berjam-jam. Surabaya-Malang ditembuh
sekitar 3-4 jam.
Kini,
delapan tahun kepergiannya tradisi itu masih kami lanjutkan. Walau sebenarnya
kami berziarah tidak hanya saat 1 januari. Namun ziarah 1 januari menjadi lebih
special. Sesuai momentnya. Bagi saya, ziarah
1 Januari 2017 ini adalah ziarah pertama setelah vakum selama 4 tahun.
Selama 4 tahun saya tidak berziarah ke makam papa. Empat tahun saya berkutat
dengan kehamilan dan merawat anak-anak. Baru sekarang berziarah kembali karena
anak-anak sudah mulai bisa ditinggal bepergian jauh.
Dalam
Islam, ziarah kubur bermanfaat bagi orang yang berziarah juga bagi yang
diziarahi. Bagi orang yang berziarah, maka ziarah kubur dapat mengingatkan
kepada kematian, melembutkan hati, membuat air mata menetes, mengambil
pelajaran, dan membuat zuhud terhadap dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
كُنْتُ
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ،
وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرًا
“Dahulu
aku melarang kalian untuk berziarah kubur, sekarang berziarahlah karena ziarah
dapat melembutkan hati, membuat air mata menetes, dan mengingatkan akhirat. Dan
janganlah kalian mengucapkan al hujr. HR. Ahmad (6/252).
Dalam
hadits tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hikmah
dibalik ziarah kubur. Ketika berziarah, kita akan mengingat kematian. Bahwa
suatu saat kematian akan menjemput kita. Bahwa hidup itu hanya sementara. Maka
menjadi sadar bahwa selama hidup kita harus mempersiapkan banyak bekal, untuk
kehidupan yang abadi : kematian.
Selain
itu, ziarah kubur juga bermanfaat bagi mayit yang diziarahi karena orang yang
berziarah diperintahkan untuk mengucapkan salam kepada mayit, mendo’akannya,
dan memohonkan ampun untuknya. Tetapi, ini khusus untuk orang yang meninggal di
atas Islam.
Ziarah
kubur yang saya lakukan ini, menjadi wujud bakti saya kepada Papa. Mungkin saat
beliau masih hidup, saya belum bisa membahagiakan papa. Maka ketika papa sudah
tidak ada, selain tetap mendoakannya setiap setelah shalat,, ziarah kubur ini
juga salah satunya. Bukankah doa anak adalah amalan yang akan sampai walaupun
sudah tiada. I love u Papa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar